Penetasan Telur Lele

Pemijahan lele bertujuan untuk menghasilkan benih lele berkualitas yang nantinya dapat dipelihara hingga besar atau dijual sebagai benih. Proses pemijahan lele dapat dibaca pada artikel Cara Pemijahan Lele. Dalam proses pemijahan tersebut, lele akan bertelur dan telurnya menempel pada kakaban (media bertelur) yang telah disiapkan. Salah satu proses penting berikutnya adalah proses penetasan telur lele.

Induk lele betina menghasilkan sekitar 3000-5000 butir telur per kg berat tubuhnya. Lele yang memiliki ukuran tubuh lebih besar akan menghasilkan telur lebih banyak. Dalam proses penetasan yang penting diperhatikan adalah memindahkan indukan yang telah selesai bertelur dari kolam pemijahan. Induk lele yang telah kelelahan bertelur akan memakan telurnya sendiri apabila tidak segera dipindahkan dari kolam pemijahan tersebut.

Setelah induk lele dikeluarkan dari kolam pemijahan, air di dalam kolam harus dikurangi agar telur menetas sempurna. Kolam pemijahan yang awalnya diisi dengan air sedalam 20 cm dikurangi hingga setengahnya, yaitu menjadi sedalam 10 cm saja. Hal ini perlu dilakukan agar oksigen di udara mudah berdifusi ke dalam air dan mencapai telur yang sedang berkembang. Telur membutuhkan pasokan oksigen yang baik agar dapat berkembang dengan sempurna hingga menjadi lele-lele kecil.

Telur berwarna putih adalah telur yang tidak dibuahi
Kolam yang berisi telur sebaiknya dihindarkan dari panas matahari dan hujan karena keduanya dapat mempengaruhi kualitas air dan mempengaruhi penetasan telur. Solusinya dapat dilakukan dengan membuat penurup dari plastik gelap atau terpal di atasnya. Penutup tersebut terus dipertahankan hingga anakan lele berumur 2 hingga 3 minggu.

Larva yang baru menetas
Setelah kolam lele dilindungi dari panas dan hujan, proses selanjutnya hanya menunggu sampai telur tersebut menetas. Telur yang akan menetas biasanya berwarna bening, sedangkan telur yang berwarna putih adalah telur yang gagal dibuahi dan tidak akan menetas. Normalnya, telur lele akan menetas dalam waktu kurang lebih 24 jam setelah dikeluarkan. Namun di daerah-daerah yang bersuhu sangat dingin, telur dapat menetas dalam waktu yang lebih lama hingga 48 jam.

Cacing sutra sebagai makanan larva
Lele yang baru menetas berukuran sangat kecil dan berwarna coklat muda, biasanya akan berkumpul di dasar kolam. Lele yang baru menetas masih memiliki cadangan makanan sisa dari telurnya sehingga tidak perlu diberi makan selama 2-3 hari. Setelah cadangan makanan habis, anak lele bisa mulai diberi makan dengan cacing sutra atau pelet tabur yang berbentuk serbuk. Pemberian pakan berupa cacing sutra sangat baik untuk pertumbuhan lele karena memiliki kadar protein yang tinggi.

Postingan terkait:

6 Tanggapan untuk "Penetasan Telur Lele"

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Mislnya ngasih makanya itu pelet doang ntar gmna mas

    ReplyDelete
  3. Bantu jawab: Kondisi air bisa rusak. Di usahakan di beri makan pakai hewan hidup, seperti artemia/casut itu tadi

    ReplyDelete
  4. Soal jumlah telur lele dibilang 4000-5000 butir telur per kg berat induk sangat salah, karena induk saya gak nyampe 1 kg bisa menghasilkan bibit yg jd 25.000 ekor lele, padahal msh banyak yg gagal netas bahkan lebih banyak yg gagal daripada yg netas. Jd sy rasa induk 1 kg bisa menghasilkan telur kurleb 50.000 butir.

    ReplyDelete